Kalau setelah ini kamu ingin menangis, menangislah nak!
Kalau setelah ini kamu ingin berteriak, berteriaklah nak!
Mulai sekarang kau harus berjalan sendiri
Gapailah cita-citamu nak!
Gapailah semuanya!
Karena hidup bagimu hanyalah linangan air mata yang semakin melaut.
Jangan berputus asa nak!
Kalau tersirat dalam benakmu bahwa hidup tak ada perlindungan,
Tak ada kasih sayang, tak ada kedamaian dan tak ada kebahagiaan.
Pergilah nak!
Gapailah cita-citamu!
Karena itu sangat berarti dan berharga bagimu.
Pergilah!
Walaupun semangatmu telah banyak terhempas.
Jangan menyerah nak!
Tuhan pun tak akan membiarkanmu larut dalam kepedihan.
Karena setelah ini , tangisanmu tak lagi meneteskan air mata, teriakanmu tak lagi menggema.
Pergilah nak!!!
Kalau setelah ini kamu ingin berteriak, berteriaklah nak!
Mulai sekarang kau harus berjalan sendiri
Gapailah cita-citamu nak!
Gapailah semuanya!
Karena hidup bagimu hanyalah linangan air mata yang semakin melaut.
Jangan berputus asa nak!
Kalau tersirat dalam benakmu bahwa hidup tak ada perlindungan,
Tak ada kasih sayang, tak ada kedamaian dan tak ada kebahagiaan.
Pergilah nak!
Gapailah cita-citamu!
Karena itu sangat berarti dan berharga bagimu.
Pergilah!
Walaupun semangatmu telah banyak terhempas.
Jangan menyerah nak!
Tuhan pun tak akan membiarkanmu larut dalam kepedihan.
Karena setelah ini , tangisanmu tak lagi meneteskan air mata, teriakanmu tak lagi menggema.
Pergilah nak!!!
PAGI
Ketika di ufuk timur, fajar meyapa
Dan matahari mulai menggeliat tuk mewarnai semesta
Ku pandang langit
Dan slalu terlihat senyum dari bibir yang indah
Bibir yang slalu redakan sisi egoku
Bibir yang slalu sejukan kolbuku.
Dan matahari mulai menggeliat tuk mewarnai semesta
Ku pandang langit
Dan slalu terlihat senyum dari bibir yang indah
Bibir yang slalu redakan sisi egoku
Bibir yang slalu sejukan kolbuku.
MALAM
Malam semakin larut, ketika aku masih berdiri disini
Malam semakin larut, ketika imajinasi ini memanjakan ku di sini
Dan malam semakin larut, ketika aku tersadar siapa aku ini?
Malam semakin larut, ketika imajinasi ini memanjakan ku di sini
Dan malam semakin larut, ketika aku tersadar siapa aku ini?
JARUM JAM
Tak terasa detak jarum jam berputar
Dia begitu bersemangat pada putarannya
Terdengar bisik-bisik dari setiap pertemuan kecil
Bisikan dengan angka-angka ditempat yang sama
Dalam pertemuan yang berbeda
“jangan kau lupa!”
“jangan kau koyak-koyak lagi surganya!”
“setialah pada putaranmu!”
“ingatkan padanya bintang ke-20!”
: teriak angka-angka itu pada jarum jam
yang slalu setia berputar pada putarannya.
Dia begitu bersemangat pada putarannya
Terdengar bisik-bisik dari setiap pertemuan kecil
Bisikan dengan angka-angka ditempat yang sama
Dalam pertemuan yang berbeda
“jangan kau lupa!”
“jangan kau koyak-koyak lagi surganya!”
“setialah pada putaranmu!”
“ingatkan padanya bintang ke-20!”
: teriak angka-angka itu pada jarum jam
yang slalu setia berputar pada putarannya.
Anda sedang membaca artikel tentang PUISI, Terima kasih telah berkunjung ke http://benipurnama.blogspot.com, semoga blog ini bermanfaat bagi anda, terima kasih.